Kamis, 26 Maret 2009


Jika dicermati, Perkembangan virus dari waktu ke waktu terus menarik, ini terkait dengan perkembangan teknologi komputer/ teknologi informasi yang tumbuh dengan pesat.sejarah perkembangan virus sendiri cukup menarik untuk diikuti.

Sayangnya tidak ada kepastian kapan pertama kali virus komputer ditemukan.Ada sumber yang mengatakan bahwa sejarah virus berawal Pada tahun 1949 ketika John Von Neuman, mengungkapkan “teori self altering automata” yang merupakan hasil riset dari para ahli matematika.Kemudian pada tahun 1960 para ahli di lab BELL (AT&T) mencoba-coba teori yang diungkapkan oleh John V Neuman, mereka bermain-main dengan teori tersebut untuk suatu jenis permainan/game. Para ahli tersebut membuat program yang dapat memperbanyak dirinya dan dapat menghancurkan program buatan lawan. Program yang mampu bertahan dan menghancurkan semua program lain, maka akan dianggap sebagai pemenangnya. Permainan ini akhirnya menjadi permainan favorit ditiap-tiap lab komputer. semakin lama mereka pun sadar dan mulai mewaspadai permainan ini dikarenakan program yang diciptakan makin lama makin berbahaya, sehingga mereka melakukan pengawasan dan pengamanan yang ketat.

Sementara Virus Scan Software menemukan virus pertama kali pada awal th 1970-an dimana dua program komputer yang diberi nama Pervading Animal dan Christmas Tree menginfeksi sistem berbasis Univac 1108 dan IBM 360/370. Karena sifatnya tidak merusak, kedua program ini belum dikenal sebagai virus.

Namun sumber-sumber lain seperti wikipedia menyebutkan sebuah program komputer bernama “Elk Cloner” diyakini sebagai virus komputer pertama yang dibuat Rich Screnta pada tahun 1982 dan menyebar pada sistem operasi Apple Disk Operating System (DOS) Versi 3.3 melalui media floppy disk

Pada tahun 1987 muncullah jenis virus baru yang mulai menerapkan algoritma replikasi di kode programnya. Sebut saja the Leigh,virus yang menginfeksi file command.com ini berhasil menular ke banyak sistem yang mengoperasikan DOS. Ternyata banyak yang terinspirasi dengan The Leigh ini, karena setahun berikutnya muncul virus Jerussalem yang menginfeksi hanya pada tgl 13 tiap bulannya.Jerussalem dikenal sebagai virus pertama yang dikategorikan penyebab kerusakan.virus ini menghapus program yang sedang berjalan pada tgl penularan.

Karena perkembangan virus ini dinilai sudah mengganggu pengguna komputer, mulailah dicari cara pencegahan program jahat ini beberapa pengembang independen mulai membuat program untuk menghilangkan atau menghentikan aktivitas virus, yang kemudian dikenal dengan antivirus. Perusahaan besar pertama yang membuat antivirus adalah Symantec dengan produk norton antivirus di th 1990.

Uniknya, begitu antivirus ditemukan, perkembangan virus justru semakin menjadi-jadi. Di tahun 1992 tercatat sebanyak 1300 virus beraktivitas menginfeksi komputer di seluruh dunia, atau meningkat 420 % dari tahun 1990. jika di awal perkembangan virus file program menjadi sasaran utamanya , th 1995 virus hadir dengan metode penularan yang berbeda. File dokumen produksi Microsoft (Microsoft Word) menjadi sasaran baru virus yang memanfaatkan kelemahan feature makro yang ada di program Microsoft, sehingga virus dikenal dengan virus makro.

Perkembangan berikutnya virus komputer mulai melirik media internet sebagai basis penyebaran program mereka. Ide penyebaran virus ini berawal dari keberhasilan Virus Melissa (W97M/Melissa) yang memanfaatkan kelemahan file mikro yang disisipkan ke e-mail, karena pada saat itu banyak pengguna e-Mail yang menggunakan aplikasi e-mail klien seperti Outlook, dan menyimpan kontak penerima disana sehingga dengan mudah melissa menyebar ke daftar kotak yang ada.

Perkembangan virus ini terus dikonsentrasikan pada penyebaran via Internet, karena selain cepat disebarkan, virus ini juga dapat mencuri data menggunakan media yang sama. Akan tetapi, berbeda dengan pendahulunya , virus yang ada saat ini justru tidak memiliki, atau mungkin sengaja tidak difokuskan untuk merusak sistem. Beberapa virus hanya sekedar unjuk gigi dalam melewati program antivirus.

Nama yang disandang oleh generasi baru virus pun ikut bergeser. Kini virus sudah memiliki saudara seperjuangan bernama worm dan trojan. Apa pun nama atau sebutan program” mungil ini , ide utamanya ditujukan untuk mengganggu sistem normal yang sedang berjalan.

Bagaimana dengan perkembangan virus di Indonesia ? Ya…..Kini Virus Lokal sudah menjadi trend yang cukup meresahkan pengguna komputer di indonesia…
..

Isu-isu Populer dalam Perkembangan Teknologi Komputer pada Abad 21

Tak dapat dipungkiri, makin berkembangnya teknologi komputer dan pengaplikasiannya memberikan dampak yang signifikan terhadap sistem informasi dan kehidupan masyarakat dunia. Beberapa isu yang beredar terkait dengan topik ini adalah isu pelanggaran hak cipta kekayaan intelektual (HAKI), isu Y2K dan kecerdasan buatan.

A. Pelanggaran Hak Cipta Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Copyright’s violation)

Hak Cipta Kekayaan Intelektual (HAKI) pertama kali disahkan pada tahun 1981 oleh Mahkamah Agung Amerika setelah kasus Diamond Vs Diehr bergulir. Hak paten atau hak cipta kekayaan intelektual sangat penting karena memberikan hak kepada perusahaan software tertentu untuk melindungi hasil karyanya dari pembajakan oleh perusahaan software lain sekaligus memberikan peluang bagi mereka untuk menjadikan software buatannya sebagai komoditas finansial yang dapat mendorong pertumbuhan industri. Dengan adanya hak cipta terhadap software, apabila terjadi pembajakan terhadap software tersebut maka pelakunya dapat dituntut secara hukum dan dikenakan sanksi yang berat. Maka, para perusahaan software pun berlomba-lomba mematenkan produknya tidak peduli betapa mahal dan sulitnya proses pengeluaran hak paten tersebut. Namun di satu sisi, hak cipta kekayaan intelektual memberikan masalah baru terkait dengan aplikasinya oleh para pengguna di seluruh dunia.

Disebarluaskannya penggunaan floppy disk drive pada PC hingga alat yang saat ini populer yaitu CD-RW dan DVD-RW membuat kasus pembajakan software semakin marak di seluruh dunia. Kemampuan alat ini untuk menciptakan software lebih banyak dimanfaatkan oleh pengguna komputer untuk menggandakan software dengan mudah tanpa mengurangi kualitas produknya. Bahkan produk hasil penggandaannya akan berfungsi sama seperti software yang asli. Kasus ini terjadi karena mahalnya harga lisensi software yang asli sehingga tidak terjangkau oleh pengguna. Padahal sebagian besar pengguna ini sangat membutuhkan aplikasi software tersebut dalam pekerjaan sehari-harinya. Kita lihat saja, harga lisensi Windows 98 adalah 200 US$, sedangkan software Windows 98 bajakan dapat kita beli hanya dengan harga Rp 10.000,- saja. Jika sebuah kantor mempunyai 10 komputer yang menggunakan Windows 98, maka biaya yang harus dikeluarkan sebesar 2000 US$ atau hampir Rp 20.000.000,- hanya untuk sistem operasinya saja, dan ini belum termasuk program-program aplikasi lainnya. Mahalnya harga software inilah yang memicu para pembajak software untuk memenuhi permintaan pasar yang besar terhadap software yang murah.

Pembajakan merupakan hal yang kompleks dan berdampak pada industri komunikasi. Selain mengakibatkan kerugian pada perusahaan komputer yang menciptakan software, pembajakan juga mengakibatkan pelanggaran terhadap hak cipta kekayaan intelektual (HAKI).

Memang tak dapat dipungkiri bahwa makin meluasnya penggunaan teknologi komputer untuk kantor maupun pribadi memungkinkan setiap individu di seluruh dunia untuk menggandakan software tanpa diketahui oleh pemilik hak cipta sehingga pembajakan software sulit untuk diawasi dan ditindak. Namun sejauh ini berbagai upaya tengah dilakukan pemerintah dan produsen software untuk melindungi properti intelektual hasil inovasi mereka dari pembajakan. Pemerintah mengeluarkan aturan hukum berkaitan dengan undang-udang tentang hak cipta kekayaan intelektual (HAKI) yang berisi tentang tata cara perlindungan software, berbagai bentuk pembajakan serta sanksi bagi pelaku pembajakan sofware. Aturan hukum ini tentunya akan mencapai titik keberhasilan apabila diikuti dengan penegakan hukum yang mendasar dimana kalangan korporat, pemerintahan, hingga para penegak hukum juga diharuskan menggunakan software asli dalam pemakaian teknologi di lingkungan mereka. Sementara itu, perusahaan IT berusaha untuk menciptakan teknologi terbaru yang mampu melindungi setiap CD dari penggandaan dengan mengunci “dogle” yang merupakan bagian kecil dari CD, dengan program tertentu. Hingga menciptakan program dimana terdapat clear cut licence agreement yang memperlakukan program ibarat sebuah buku dimana banyak orang dapat menggunakan program tersebut namun hanya untuk satu orang pada sebuah PC tertentu dan dalam waktu tertentu. Teknologi anti pembajakan yang dimiliki oleh Windows Vista misalnya. Pada tahap awal program ini memerlukan aktivasi terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan validasi dimana hanya bisa dilakukan secara kontinyu setelah aktivasi orisinal. Dan ketika Vista dideteksi bajakan, maka akan dialihkan ke reactivation mode dan untuk mengaktifkannya diperlukan kode asli.

Masalah pembajakan merupakan masalah filosofis dimana kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai hak dan kekayaan intelektual yang terdapat pada setiap software yang digunakan masih sangat kurang. Untuk itu semua tindakan penanggulangan diatas hanya akan sia-sia jika tidak disertai dengan pendidikan tentang sadar hak kekayaan intelektual (HAKI) dan kepekaan para produsen software asli untuk menghasilkan produk software dalam beberapa tipe untuk segmen-segmen masyarakat tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan ekonomi mereka sehingga para pengguna skala kecil dapat membeli produk dengan harga yang terjangkau untuk kebutuhan pekerjaan mereka.

B. Isu Year Two Kilo bug (Y2K bug)

Isu ini muncul pada awal millenium dimana masyarakat ditakutkan oleh adanya Y2K bug yang akan mengacaukan sistem komputer di dunia teknologi informasi (IT) atau sistem informasi (IS) dan menyebabkan kehancuran ekonomi dan seluruh sistem di dunia.



Pada tahun 80-an, pemrogram menggunakan sistem penulisan tahun dengan menuliskan 2 digit terakhir di komputer dengan pertimbangan untuk menghemat memori komputer. Sehingga penulisan tahun yang seharusnya 4 digit, misalnya tahun 1997 hanya ditulis dengan tahun 97. Ketika akan memasuki tahun 2000 tentu hal ini menjadi masalah besar karena komputer tidak mampu mengenali digit 00 dari tahun yang baru dan akan salah menganggapnya tahun 1900. Sebenarnya para ilmuwan TI pada masa itu telah mengetahui bahwa pada tahun 2000 komputer akan mengalami kekacauan karena dapat menerjemahkan tahun 2000 dengan tahun 1900, namun mereka beranggapan bahwa teknologi yang mereka pakai akan ketinggalan jaman dan tidak akan dipakai lagi pada tahun 2000. Padahal kenyataannya sistem ini masih dipakai hingga sekarang dimana penggunaan komputer di berbagai bidang semakin meluas.

Permasalahan ini semakin kompleks dan menghawatirkan dunia karena Y2K bug akan muncul di semua sistem komputer dan mesin yang menggunakan tanggal atau waktu karena di dalamnya terdapat chip terpasang (embedded chips) sehingga ia juga akan muncul pada bahasa pemrograman, sistem operasi, sistem sekuriti, sistem perbankan, sistem pemrosesan transaksi, sistem telepon, dan sebagainya. Bagaikan efek domino, apabila Y2K mengacaukan sistem-sistem kecil maka sistem besar pun akan terkena pula dampaknya. Kasus-kasus yang mungkin akan terjadi antara lain kemungkinan bank salah menghitung bunga dan tagihan kartu kredit, macetnya pengontrol lift, hilangnya kontrol terhadap alat navigasi yang menyebabkan banyak terjadi kecelakaan di laut dan udara, meledaknya reaktor nuklir di seluruh dunia serta berbagai kemungkinan besar lain.

Untuk menanggulangi dampak masif dari isu ini berbagai upaya pun dilakukan (Y2K complaint). Para programmer berusaha memprogram ulang setiap perangkat lunak dengan menempatkan kode baru pada komputer yang masih memiliki Y2K-sensitive code. Teknisi berusaha mengganti suku cadang atau hardware komputer untuk kemudian ditempatkan peralatan baru yang lebih siap menghadapi Y2K. Sementara itu pemerintah memberikan perhatian serius dengan mengeluarkan trilyunan dollar untuk mendanai setiap proyek Y2K complaint.

Semakin mendekati tanggal 1 Januari 2000, kecemasan semakin menghantui masyarakat dunia. Beberapa orang menyikapinya dengan acuh tak acuh terhadap isu ini dan percaya bahwa Y2K hanya akan membawa dampak yang sangat kecil, sementara itu beberapa diantaranya menganggap Y2K akan menghancurkan seluruh sistem di dunia dimana ekonomi runtuh dan kelaparan akan melanda penduduk dunia sehingga mereka pun mulai menimbun makanan dan kebutuhan sehari-hari.

Kenyataannya, ketika tahun 2000 menjelang, kekacauan akibat Y2K bug yang sangat dikhawatirkan dunia ternyata tidak pernah terjadi. Rudal-rudal Rusia dan Korea Utara tetap di tempat mereka, reaktor nuklir tidak kacau-balau, lampu-lampu masih tetap menyala dan orang masih tetap bisa mengambil uang melalui anjungan tunai mandiri (ATM). Bahkan Asia yang dianggap paling tidak siap dengan Y2K malah melewati hari pertama tahun baru dengan mulus. Penerbangan, sistem perbankan, pembangkit listrik dan sarana lain yang diperkirakan akan terkena masalah komputer karena pergantian ke tahun 2000 itu dilaporkan beroperasi tanpa ada masalah besar. Bank-bank di AS pun melaporkan kegiatan penarikan dana yang ramai, namun tidak ada rush oleh nasabah yang panik.

Sebagian orang berpendapat bahwa hal ini merupakan keberhasilan dari upaya-upaya pencegahan yang selama ini dilakukan oleh para programmer. Sebagian lagi menganggap bahwa dampak masif dari Y2K bug ini baru akan terjadi kemudian hari setelah tahun 2000 berlalu. Namun yang terpenting adalah masyarakat komputer menganggap isu ini sebagai pemicu untuk menciptakan teknologi dengan pemikiran dan investasi jangka panjang agar tidak terjadi lagi kekacauan di masa depan.

C. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI)

Merupakan pengembangan dari sistem berbasis komputer yang diciptakan agar komputer atau mesin dapat berpikir dan meniru gerakan manusia. Ada berbagai macam bentuk AI, antara lain:

· Natural Language Processing

Merupakan bahasa pemrograman yang memudahkan manusia dalam mengoperasikan komputer sehingga pengguna tidak perlu mengetikkan bermacam key word untuk memberikan perintah tertentu. Sistem operasi Windows milik Microsoft yang mengadopsi human-computer interface (GUI) dari Apple merupakan salah satu bentuk natural language processing.

· Speech Recognition

Merupakan bahasa pemrograman yang menyediakan fitur bagi komputer untuk mengenali suara manusia sehingga hanya dengan menyebutkan kata kunci tertentu, komputer dapat langsung mengenali dan melakukan pekerjaan sesuai perintah yang diberikan oleh penggunanya. Teknologi ini semakin dikembangkan untuk dapat diaplikasikan oleh pengguna komputer tuna netra sehingga mereka tidak harus bersusah payah mengetik dengan keyboard melainkan cukup dengan memberikan perintah suara. Suatu saat nanti akan muncul komputer berbasis suara yang membuat interaksi antara komputer dengan manusia semakin alami dan mampu meningkatkan produktifitas kerja.

· Expert Systems

Merupakan program komputer yang mampu menyediakan jawaban ataupun nasehat atas masalah dan pertanyaan yang diberikan. Dalam hal ini, semua informasi yang berkaitan dengan bidang tertentu baik yang berupa pengetahuan maupun pengalaman para ahli dimasukkan dalam otak komputer dan dibuat perintah dimana komputer akan mengeluarkan keputusan tertentu apabila pertanyaan atau masalah diajukan. Program ini banyak dimanfaatkan di dunia kedokteran dan industri. Keuntungan dari adanya program ini antara lain:

a) Dipakai untuk membantu para dokter ahli dalam mendiagnosa penyakit, dimana tidak semua informasi tentang penyakit dapat dihapal oleh dokter ahli yang bersangkutan

b) Membantu bidang dimana hanya sedikit orang yang ahli di bidang tersebut misalnya kanker payudara

c) Mampu menyimpan banyak informasi dan dapat digunakan sampai kapanpun, tidak mengenal usia.

Sementara itu, beberapa kalangan memilih untuk kontra dengan pengaplikasian program ini di bidang kedokteran. Kelemahannya terletak pada kualitas informasi yang dimasukkan, aturan yang dipakai dalam menjalankan prosedur pengoperasiannya serta hal-hal lain. Kesalahan diagnosa akibat kesalahan komputer membuat banyak orang tidak jelas harus menyalahkan siapa atas dampak yang dihasilkannya, misalnya kematian pasien akibat salah mendiagnosa penyakit.

Namun pada akhirnya diputuskan bahwa teknologi ini lebih cocok dipakai dalam sistem saraf komputer dimana expert system mampu merangsang cara otak dalam memproses informasi sehingga dapat diaplikasikan sebagai alat untuk memprediksi pasar saham, meningkatkan kinerja teleskop dalam mengamati benda-benda angkasa serta mengenali wajah dengan berbagai ekspresi.

· Computer Vision

Merupakan komputer cerdas yang dilengkapi dengan kamera yang dapat mengenali dan menganalisa gambar yang dilihatnya berdasarkan kecocokan dengan template yang telah di masukkan dalam otak komputer. Teknologi ini lebih dipakai untuk eksplorasi luar angkasa yaitu meneliti bentuk permukaan dan batuan planet yang sulit dilakukan oleh manusia. Dengan menggunakan kamera yang berperan sebagai mata, komputer dapat menyediakan analisa dan informasi sehingga dapat mencegah robot dari bahaya rintangan alam yang ada di planet tertentu. Contoh teknologi yang menggunakan bentuk AI ini adalah rover yang dipakai menjelajahi planet Mars.

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan memicu terjadinya pro dan kontra di masyarakat terhadap aplikasi teknologi ini. Muncul kekhawatiran terhadap pengembangan teknologi-teknologi yang berbasis AI, antara lain:

a) Keberadaan kecerdasan buatan membuat tangan manusia pada dunia industri tergantikan oleh mesin dan komputer sehingga menyebabakan banyak pengangguran di muka bumi.

b) Teknologi yang menggunakan sistem AI, misalnya robot dikhawatirkan akan melawan manusia dan menyebabakan kerusakan, malapetaka, bahkan mampu membinasakan umat manusia dengan kemampuannya yang luar biasa seperti yang biasa ditampilkan dalam film-film fiksi ilmiah.

Namun hal ini disangkal oleh banyak kalangan dengan beragam pernyataan. Bagaimanapun AI hanyalah alat bantu manusia dan tidak akan dipakai untuk menggantikan manusia sepenuhnya. Manusia akan tetap membutuhkan dokter untuk melakukan operasi bedah. Namun manusia dapat menggunakan robot untuk membantu proses operasi tersebut, misalnya untuk memotong jaringan tubuh yang sangat tipis agar pembuluh darah di dekatnya tidak ikut terpotong. Sementara itu Three Laws of Robotics yang diangkat dari novel yang berjudul “I, robot” karya Isaac Asimov memberikan sedikit pencerahan kepada masyarakat awam agar tidak terlalu khawatir dengan pembuatan robot-robot dengan teknologi mutakhir yang sesungguhnya ditujukan untuk membantu kehidupan manusia, dan bukan menggantikan mereka.

Selasa, 24 Maret 2009

Kecerdasan IQ,EQ,SQ Pada Manusia!

Arsip untuk KECERDASAN IQ EQ DAN SQ kategori
KECERDASAN BERBASIS IQ, EQ DAN SQ
Dikirim KECERDASAN IQ EQ DAN SQ pada Juli 19, 2008 oleh Mas Kumitir
MODEL KECERDASAN BERBASIS
NEUROSIENCE : IQ, EQ DAN SQ

Model-model kecerdasan yang kini dikembangkan dalam dunia psikologi mendasarkan argumen-argumennya pada temuan-temuan ilmiah dari studi dan penelitian neuroscience. Mulai dari model kecerdasan konvensional (IQ), kecerdasan emosional (EQ), hingga yang mengklaim diri sebagai model kecerdasan ultimat: kecerdasan spiritual (SQ), seluruhnya masih menjelaskan kesadaran manusia dengan segenap aspek-aspeknya sebagai proses-proses yang secara esensial berlangsung pada jaringan syaraf. Meski jaringan syaraf pusat menampakkan gejala-gejala aktivitas kesadaran manusia secara dominan, namun sekedar mereduksi entitas kesadaran ke dalam proses-proses syaraf tersebut, hanya akan memastikan hilangnya peluang untuk menjelaskan struktur kesadaran manusia secara utuh dan fundamental. Pendekatan alternatif selain model-model neuroscience terhadap gejala-gejala kesadaran ini antara lain diperoleh melalui teori-teori kognisi kontemporer yang berbeda dengan pendekatan sebelumnya dalam hal penekanannya terhadap proses hidup secara keseluruhan, alih-alih memusatkan perhatian terhadap jaringan syaraf pusat saja. Pendekatan ini mengkarakterisasi diri manusia dalam struktur-struktur sistem kompleks metasistemik dengan sifat-sifat emergent yang nampak sebagai gejala-gejala kecerdasan.

I. Pendahuluan

Studi dan penelitian tentang kecerdasan dalam psikologi modern pada dasarnya termotivasi untuk memenuhi keperluan-keperluan praktis yang terkait dengan dunia pendidikan/pekerjaan/kehidupan sehari-hari; yakni untuk memahami, mengukur, mengklasifikasi, mengelola serta memanfaatkan aspek-aspek kecerdasan individu dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam konteks ini, kecerdasan dimaknai–sama seperti maknanya dalam bahasa sehari-hari–sebagai kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan praktis (problem-solving capacity).

Seperti yang telah dapat kita terka, dalam perkembangannya kemudian pemaknaan ini terpaksa harus diperluas untuk dapat diletakkan dalam konteks yang lebih fundamental, karena pada dasarnya kecerdasan dan aspek kognisi tak terpisahkan dari aktivitas pikiran/kesadaran manusia secara utuh dan hubungannya dengan aspek-aspek kedirian manusia seutuhnya yang belum terjamah, serta interaksinya dengan lingkungan di sekelilingnya. Hanya melalui konteks yang lebih substansial dan integral inilah kita boleh berharap untuk mendekati fenomena kecerdasan (sekaligus juga pikiran/aktivitas kesadaran) secara lebih komprehensif.

Dalam konteks yang lebih fundamental dan ekstensif ini, pada akhirnya secara tak terelakkan kita berhadapan dengan isu-isu dan pertanyaan-pertanyaan fundamental yang saling terkait erat: Apakah kecerdasan itu? Bagaimana ia bekerja? Bagaimana kita dapat memahami sesuatu? Objek atau proses apa yang terlibat pada saat kita berpikir? Bagaimana bisa kita berkesadaran? Kapan kesadaran muncul? Apa fungsinya? Apa peran kesadaran dalam eksistensi manusia yang masih sangat baru ini? Apa kaitannya dengan lingkungan? Bagaimana hubungan antara kesadaran dengan alam semesta? Di manakah batas-batas aspek kedirian manusia itu? Bisakah selain manusia berpikir dan berkesadaran? Dari mana kesadaran berasal?

Isu dan pertanyaan yang selalu aktual dan penting ini telah menjadi sumber khazanah berbagai ikhtiar umat manusia yang termanifestasi dalam berbagai bidang kajian/penyelidikan yang saling terkait erat satu sama lain dan tak terpisahkan–hanya terbedakan melalui abstraksi formal–mulai dari filsafat, psikologi, antropologi, cognitive science, linguistik, neuroscience, yang juga melibatkan ilmu-ilmu alam dasar seperti biologi, kimia, fisika, dengan bahasa matematika, hingga computer science dan artificial intelligence. Semua isu tadi didekati dengan berbagai motivasi, dimensi, kerangka kerja serta nuansa berbeda yang mewarnai masing-masing ikhtiar keilmuan yang beragam tadi.

Meski manfaat dari masing-masing bidang tadi secara independen telah membuka cakrawala peradaban dan meningkatkan kualitas hidup kita, namun hanya melalui visi dan konteks yang menyeluruhlah kita dapat mengintegrasikan seluruh kontribusi bidang-bidang tadi ke dalam sebuah bangunan kerangka kerja yang utuh dan koheren, guna memperoleh pengetahuan yang komprehensif tentang manusia secara utuh dan menurunkan strategi yang benar untuk mengembangkan potensi insaniah secara utuh dari setiap individu dalam masyarakat. Pada akhirnya, secara praktis semuanya terkait lagi dengan motivasi awal yang telah diungkapkan sebelumnya.
Satu catatan penting lain berkaitan dengan isu-isu tadi, yakni kenyataan bahwa seluruh isu-isu dan pertanyaan-pertanyaan tadi juga dialamati–secara luar biasa lengkap dan terperinci–oleh risalah-risalah kenabian yang pernah diturunkan di sepanjang sejarah umat manusia dalam berbagai titik waktu, tempat dan tradisi yang berlainan, sebagai suatu isu sentral dalam risalah tersebut. Namun berbeda dengan ikhtiar-ikhtiar ilmiah tadi, risalah-risalah kenabian nampaknya tidak hadir dengan ‘jawaban’ atas isu-isu tadi. Lebih dari itu, risalah-risalah ini hadir sebagai sebuah struktur realitas ultimat terhadap eksistensi insaniah yang sejati, yang menyentuh dan menyelesaikan isu-isu tersebut tanpa perlu memberikan jawaban. Karena batas-batas diri manusia bukanlah terletak pada apa-apa yang kita pikirkan tentang diri kita, maka pertanyaan yang muncul dalam fakultas pikiran kita–serta jawaban yang juga terkait dengannya–tidak relevan lagi ketika struktur realitas tersebut sudah menempatkan diri manusia dalam konteksnya yang sejati. Itulah sebabnya dalam risalah-risalah kenabian, pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari segenap jalan kehidupan pengikutnya yang menjadi perwujudan hidup dari risalah itu sendiri. Jadi dalam hal ini–seperti halnya materi adalah energi–pengetahuan adalah transformasi. Di sinilah letak perbedaannya dengan ikhtiar ilmiah yang dapat tetap saja menjadi abstrak dan teoretik.

Ketertarikan manusia terhadap fenomena kecerdasan–lebih luas lagi; fakultas pikiran dan aktivitas kesadaran dirinya sendiri–telah dimulai sejak lama, barangkali sejak kesadaran itu sendiri muncul. Untuk memahami bagaimana fakultas kesadaran itu dimaknai kini (dan untuk menentukan arah-arah investigasinya nanti) kita dapat menelusuri landasan-landasan filosofis yang mendasarinya. Tentu saja tradisi filsafat baratlah yang melandasi hal ini, sebagaimana tradisi itu pulalah yang melandasi alam pikiran kita di sebuah negeri timur dengan gaya pendidikan yang sedikit membarat dan kehilangan seluruh identitas substansialnya. Cukup memadai kiranya untuk mengawali penelusuran konsep kecerdasan dalam tradisi filsafat barat melalui para filsuf Yunani; Socrates, Plato dan Aristoteles, meskipun para filsuf pra-sokratik lainnya juga telah menyentuh aspek-aspek ini. “The safest characterization of the European philosophical tradition is that it consists of a series of footnotes to Plato,” demikian A. N. Whitehead menjaminnya.

Dalam Eutyphron, Plato mengungkapkan sebuah dialog ketika Socrates bertanya kepada Eutyphro, “Aku ingin tahu apa yang merupakan karakteristik dari kesalehan (piety, ada pula yang menerjemahkannya dengan goodness/kebaikan) yang membuat seluruh tindakan menjadi saleh … yang dapat aku rujuk dan aku pergunakan sebagai pedoman untuk menilai tindakan-tindakanmu dan tindakan-tindakan orang lain.” Dengan kata lain, Socrates menanyakan suatu ‘algoritma’ yang membedakan antara pikiran dan perbuatan yang saleh/baik, dari pikiran dan perbuatan yang tidak saleh/tidak baik, dengan ini ia sekaligus mendefinisikan kecerdasan secara bersahaja namun dengan makna yang dalam. Aristoteles kemudian mengerjakan pekerjaan rumahnya ini dengan memformulasikan seperangkat kaidah-kaidah formal yang mengatur alur penalaran pikiran rasional yang saleh sebagai apa yang kemudian kita sebut logika. Aristoteles mengembangkan sebuah sistem silogisme formal untuk alur penalaran yang valid, yang secara prinsip memungkinkan seseorang untuk memperoleh kesimpulan yang benar dari premis-premis awalnya.

Nampak jelas di sini bahwa gagasan tentang kecerdasan yang merupakan kemampuan untuk berpikir dan melakukan tindakan-tindakan yang benar/saleh–dalam konteks praktis: problem-solving capacity–dirumuskan dalam kemampuan untuk berpikir menurut kaidah-kaidah formal penalaran yang baik: kemampuan untuk berpikir logis. Tapi pekerjaan rumah Aristoteles tidak berhenti di sini, karena ia pun meyakini adanya suatu fakultas penalaran intuitif dalam diri manusia, yang juga saleh tapi tidak dalam konteks logikanya. Kita merasakan adanya sebuah reduksi nuansa makna dalam yang kemudian berlanjut hingga peradaban modern kini, karena kesalehan dalam pertanyaan Socrates agaknya tidak hanya dalam nuansa praktis (saleh dalam pengertian misalnya ketika menyeberang lihat kiri-kanan, ketika ada ancaman menghindar, ketika ada sesuatu merespon dengan sesuatu itu dengan tepat, dll.), namun juga dalam nuansa lain yang tidak dapat kita temukan hanya melalui pengelaborasian sisi eksistensi manusia saja.

II. IQ, EQ, dan SQ

Memasuki abad ke-20 kita mengenal sebuah istilah populer yang berkaitan dengan kecerdasan IQ, Intelligent Quotient. Sekarang ini hampir sulit menemukan ada istilah lain selain IQ yang demikian sangat mempengaruhi seseorang dalam memandang diri mereka sendiri dan orang lain. Adalah psikolog berkebangsaan Prancis, Alfred Binet, yang pada tahun 1905 menyusun suatu test kecerdasan terstandardisasi untuk pertama kalinya. Berbeda dengan bagaimana IQ diposisikan kini dalam cara masyarakat memandang dan mengklasifikasikan individu-individu, pada awalnya Binet justru merancang test kecerdasannya ini untuk mengidentifikasi pelajar-pelajar di sekolahnya saat itu yang membutuhkan bantuan khusus, dan bukannya untuk mencari anak-anak yang berbakat luar biasa seperti yang berlangsung di kemudian hari. Lebih jauh lagi, Binet berusaha untuk memastikan bahwa anak-anak yang memiliki persoalan-persoalan dalam perilaku ini tidak lantas dianggap secara terburu-buru hanya sebagai orang yang bodoh/tidak cerdas.

Test yang dikembangkan oleh Binet ini tak lama kemudian disusun kembali oleh Lewis Terman, seorang profesor dalam bidang psikologi dari Stanford University di US. Terman menggagaskan untuk memformulasikan suatu skor nilai yang disebutnya sebagai IQ–Intelligent Quotient–yang diperoleh dengan cara membagi ‘umur mental’ seseorang (yang didapat dari test kecerdasan Binet) dengan umurnya yang sebenarnya atau umur kronologisnya.
Sekarang metoda test IQ masih digunakan terutama–seperti yang pertama kali diharapkan oleh Binet–untuk keperluan membantu para pelajar yang memerlukan pelajaran tambahan dan perhatian ekstra. Namun sejarah membuktikan bahwa metoda ini bergerak lebih jauh lagi dalam mempengaruhi aspek-aspek pemikiran masyarakat modern dalam cara mereka memandang aspek-aspek potensi individu. Barangkali tidak ada yang salah dengan metoda penentuan IQ ini, namun peradaban modern barat ketika itu (dan hingga kini) tidak memiliki konsepsi yang utuh dalam memandang diri manusia. Wajar jika saat itu IQ yang merefleksikan kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi-situasi praktis dalam hidupnya (aspek kecerdasan sebagai problem-solving capacity), dianggap sebagai satu-satunya atribut kemanusiaan yang paling berharga. Pandangan ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teori kecerdasan abad ke-19–paduan antara sains dan sosiologi–yang dipelopori oleh sepupu Charles Darwin, Francis Galton, pada akhir abad ke-19 secara terpisah dari apa yang dikerjakan Binet saat itu. Galton juga meyakini bahwa jika orang-orang yang memiliki banyak atribut kecerdasan ini dapat diidentifikasi dan diletakkan dalam jabatan-jabatan kepemimpinan yang strategis, maka seluruh lapisan masyarakat akan memperoleh manfaatnya. Ketika itu juga berkembang paham eugenics–populer di Eropa dan US sebelum akhirnya Hitler menyadarkan mereka betapa mengerikannya gagasan itu–yang meyakini bahwa kecerdasan pada umumnya diwariskan lewat garis keturunan dan oleh karena itu orang-orang yang kurang cerdas harus didorong agar tidak melakukan reproduksi. Gerakan ini juga menggunakan IQ sebagai metoda justifikasinya.
Dalam risetnya di Stanford, Terman memberikan usulan–yang kemudian diterima secara luas di US saat itu–bahwa test IQ selayaknya digunakan untuk melakukan seleksi populasi sehingga para pemuda dapat ditempatkan berdasarkan nilai IQ-nya di dalam sistem akademik dengan derajat-derajat kelas tertentu, yang pada akhirnya akan mengarahkan mereka pada posisi dan status sosial-ekonomi yang setaraf pula di masa depannya. Andaikan kita sedemikian pandainya dengan nilai test IQ tertinggi 1% dari seluruh warga US, maka pemerintah US akan sangat pandai juga dan dermawan dalam hal mencarikan dan menawarkan kita akses menuju jenjang pendidikan kelas satu di sana, dan akhirnya pula menuju kesempatan-kesempatan kerja dan posisi-posisi sosial yang bertaraf tinggi. Orang-orang dengan IQ tinggi di sana tidak selalu memimpin jabatan penting dalam pemerintahan; namun dapat dipastikan mereka memiliki akses atas posisi-posisi istimewa dan hak-hak khusus lainnya. Dalam istilah kontemporer, suatu negara yang mengorganisasikan dirinya berdasarkan nilai test IQ seperti di US disebut meritokrasi (merit: jasa/guna).

Meritokrasi–yang jika diterjemahkan dalam prasangka baik–pada dasarnya bertujuan untuk mengaktualisasikan dan mengoptimalkan potensi-potensi setiap warga negaranya demi kepentingan bersama, karena satu dan lain hal, menyebabkan terbentuknya kelas-kelas status sosial serta memperlebar jurang antar kelas. Ironis sekali bahwa gagasan yang pada dasarnya cukup baik ini, terpaksa harus membatasi kesempatan banyak orang hanya karena potensi-potensi mereka tidak terukur oleh metoda test kecerdasan konvensional–test IQ. Hal ini melahirkan gelombang gerakan protes dan kritik dari berbagai kalangan, yang sebenarnya telah bermula sejak gagasan IQ diterima kalangan luas. Gerakan anti-IQ yang paling signifikan terjadi di Inggris sekitar tahun 1960-an. Ketika itu, mengadopsi sistem seleksi berbasis IQ yang sangat ketat bagi anak-anak berumur belasan tahun yang masuk ke sekolah-sekolah negeri. Gerakan ini secara umum tidak ditujukan pada metoda itu sendiri, namun pada penerapannya yang kurang bijaksana. Jadi secara konseptual, masyarakat luas tetap menyadari arti penting aspek kecerdasan ini sebagai satu-satunya aspek yang dominan dalam mengkarakterisasi diri manusia. Kritik terhadap IQ sendiri tidak menjadi pendorong yang utama untuk gerakan anti-IQ yang justru semakin meluas memasuki dekade berikutnya. Bahkan pada tahun 1971 US Supreme Court telah memutuskan untuk menghapuskan penggunaan metoda test IQ untuk masalah-masalah perekrutan dan kepegawaian, kecuali dalam kasus-kasus tertentu.
Yang perlu ditekankan di sini bukanlah pada betapa test IQ itu ternyata kurang efektif dalam menyeleksi orang berdasarkan aspek kecerdasannya saja, namun pada betapa konsep kecerdasan ini telah membentuk konsepsi diri manusia yang parsial dan reduksionistik–sebagai akibat dari ketiadaan konsep diri manusia seutuhnya dalam tradisi filosofis dan budaya barat yang berlaku saat itu hingga kini. Barangkali akan lain halnya, jika konsep dan metoda test kecerdasan IQ ini muncul dalam tradisi filosofis yang memandang potensi-potensi diri manusia secara utuh. Besar kemungkinannya gagasan IQ ini akan melengkapi konsepsi integral yang ada ke dalam sebuah kerangka kerja yang koheren dengan sebuah metoda praktis yang akan bermanfaat dalam memahami dan menyelidiki fenomena kesadaran manusia lebih jauh lagi.
Meski respon kritis secara teoritik atas penaksiran kecerdasan berbasis IQ ini telah muncul sejak sebermula awal masa kelahirannya, namun baru satu dekade akhir abad ini kita mengenal suatu rumusan-rumusan psikologi populer yang mengemas kontribusi-kontribusi studi dan riset dari para penyelidik kecerdasan sebelumnya dengan cukup baik. Dalam awal tahun 1990-an kita mengenal istilah Emotional Intelligence diusulkan oleh Daniel Goleman. Belakangan ini menjadi populer pula istilah Spiritual Intelligence, yang diusulkan oleh pasangan Danah Zohar dan Ian Marshall. Meski secara esensial tidak terdapat sebuah terobosan ilmiah yang betul-betul baru dalam gagasan-gagasan mereka ini, namun para pakar ini telah berhasil mensintesakan, mengemas, dan mempopulerkan sekian banyak studi dan riset terbaru di berbagai bidang keilmuan ke dalam sebuah formulasi yang cukup populer untuk menunjukkan bahwa aspek kecerdasan manusia ternyata lebih luas dari sekedar apa yang semula biasa kita maknai dengan kecerdasan.

Goleman mempopulerkan pendapat para pakar teori kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri manusia yang berinteraksi secara aktif dengan aspek kecerdasan IQ dalam menentukan efektivitas penggunaan kecerdasan yang konvensional tersebut. Ia menyebutnya dengan istilah kecerdasan emosional dan mengkaitkannya dengan kemampuan untuk mengelola perasaan, yakni kemampuan untuk mempersepsi situasi, bertindak sesuai dengan persepsi tersebut, kemampuan untuk berempati, dll. Jika kita tidak mampu mengelola aspek rasa kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu untuk menggunakan aspek kecerdasan konvensional kita (IQ) secara efektif, demikian menurut Goleman. Sementara itu Zohar dan Marshall mengikutsertakan aspek konteks nilai sebagai suatu bagian dari proses berpikir/berkecerdasan dalam hidup yang bermakna, untuk ini mereka mempergunakan istilah kecerdasan spiritual (SQ). Indikasi-indikasi kecerdasan spiritual ini dalam pandangan mereka meliputi kemampuan untuk menghayati nilai dan makna-makna, memiliki kesadaran diri, fleksibel dan adaptif, cenderung untuk memandang sesuatu secara holistik, serta berkecenderungan untuk mencari jawaban-jawaban fundamental atas situasi-situasi hidupnya, dll. Sebagai konsekuensi melibatkan konteks nilai dan makna dalam aspek berkecerdasan manusia, maka SQ sebetulnya mengalamati pelik-pelik ontologis dan epistemologis dalam mencermati aspek-aspek kecerdasan/kesadaran diri manusia secara utuh. Di sini barangkali kita bisa berharap akan adanya sebuah sintesa bangunan kerangka kerja yang koheren dan komprehensif untuk mendekati konsepsi diri manusia dengan segenap aspek-aspeknya yang tak terpisahkan, meskipun pada kenyataannya Zohar tidak menyelesaikan masalah ini dengan cukup terperinci dan lebih memusatkan perhatiannya pada aspek-aspek aplikasi praktisnya.

Namun, EQ dan SQ ini pun pada dasarnya tidak akan banyak membantu kita–yang telah terbiasa memahami apa-apa yang berlangsung di dalam benak kita dalam istilah-istilah intelligent dan quotient–seandainya kita tidak memiliki visi yang fundamental dan menyeluruh dalam memandang aspek-aspek kedirian manusia secara utuh. Kita menyadari bahwa gelombang antusiasme yang berlebihan terhadap kedua formulasi kecerdasan ini alih-alih bermanfaat, mungkin malah akan berbalik membatasi dan mematikan banyak aspek dan potensi manusia yang belum terjamah. Di sisi lain, kita dituntut untuk sedapatnya memanfaatkan formulasi kecerdasan ini dalam rangka membangun sebuah konsepsi manusia yang utuh, radikal dan fundamental serta menerjemahkannya secara strategis dalam langkah-langkah praktis agar dapat mengatasi masalah-masalah aktual di negeri kita.

III. Neuroscience dan Kesadaran Manusia

Seperti telah terungkap di atas, secara umum EQ dan SQ memiliki kesepakatan untuk memandang aspek-aspek kecerdasan manusia lebih dari sekedar aspek kognitif konvensional yang terukur dengan metoda test IQ. Keduanya pun sama-sama dirumuskan berdasarkan hasil-hasil penelitian dalam bidang psikologi dan neuroscience terbaru, yang semakin berkembang terutama akibat kemajuan teknologi instrumentasi kedokteran yang dapat mengamati aktivitas-aktivitas vital sistem syaraf pusat dan organ-organ lainnya dengan metoda visualisasi yang cukup canggih. Hasil-hasil penelitian ini, terutama dalam bidang neuroscience, digunakan sebagai basis untuk mendukung formulasi-formulasi EQ dan SQ. Sementara EQ merujuk pada penemuan-penemuan penting dari Joseph LeDoux tentang fungsi organ amigdala pada batang rongga otak, maka SQ merujuk pada hasil-hasil penelitian terutama dari Rudolfo Llinas tentang proses-proses gelombang elektromagnetik (electroencephalogram dan magnetoencephalogram) syaraf pusat yang berfungsi sebagai pengintegrasi persepsi.

LeDoux mengamati bahwa gejala-gejala emosi yang sebelumnya dianggap berlangsung sebagai akibat dari aktivas-aktivitas fungsional otak besar, neokorteks dan sistem limbik, ternyata sebagian besar berlangsung pula sebagai akibat dari organ amigdala yang terletak di bagian dalam tengah otak kita. Dalam eksperimennya, LeDoux mengamati bahwa organ ini mengalami peningkatan aktivitas seiring dengan respon-respon emosional manusia. Ketika syaraf sensorik kita teraktivasi oleh respon inderawi dari luar (misalnya retina mata kita yang menerima cahaya/objek visual dan mengaktifkan syaraf optik), maka impuls syaraf ini akan diterima oleh thalamus–sebuah bagian di dalam otak yang menerjemahkan stimuli impuls syaraf menjadi bentuk-bentuk yang dipahami oleh otak–untuk memudian diterima oleh neokorteks dan korteks visual yang mengolahnya dan merangsang amigdala apabila stimulinya bersifat emosional. Namun ternyata menurut LeDoux, sebagian besar sinyal semula dari thalamus ini langsung menuju amigdala tanpa melewati neokorteks/tanpa melalui proses konvensional, dengan transmisi yang lebih cepat sehingga memungkinkan terjadinya respon yang lebih cepat (meskipun relatif kurang akurat). Jadi LeDoux meyakini bahwa amigdala dapat memicu suatu respon-respon yang terkait dengan aktivitas emosional sebelum otak besar kita memahami betul apa yang terjadi, bahkan lebih jauh lagi sistem emosi ternyata dapat bekerja sendiri tanpa partisipasi kognitif: perasaan memiliki kecerdasannya sendiri. Bukti ilmiah inilah yang dijadikan sebagai pendukung argumentasi Goleman bahwa EQ adalah syarat utama penggunaan IQ secara efektif, yang kemudian mengkaitkan beberapa sikap mental tipikal yang terkait dengan EQ–kesadaran untuk memahami perasaan diri sendiri dan orang lain, empati, kasih-sayang, motivasi, serta kemampuan untuk merespon secara wajar atas situasi-situasi bahagia atau sedih.
Sistem ‘kognisi’ emosional yang dijelaskan oleh LeDoux terjadi melalui aktivitas-aktivitas fungsional organ-organ syaraf pusat di kepala kita, terbentuk dari suatu interaksi paralel dari ratusan ribu jalinan sel syaraf yang terhubung dan bekerja secara paralel dalam suatu kumpulan jaringan syaraf yang amat masif. Jaringan syaraf inilah yang melandasi dinamika sistem emosional sebagaimana yang diungkapkan oleh Goleman. Menurutnya, jaringan yang bekerja secara paralel ini bertanggung jawab terhadap aspek-aspek kecerdasan emosional yang seluruhnya terkait dengan dorongan-dorongan perasaan, pembentukan kebiasaan/habituasi, dan pengenalan pola-pola. Mekanisme syaraf yang paralel ini melengkapi mekanisme lintasan-lintsan jalur syaraf yang terhubung secara serial yang memungkinkan otak besar kita untuk menelusuri aturan-aturan, untuk berpikir secara logis dan rasional, dan sekuensial yakni aspek-aspek kognisi yang biasa kita kaitkan dengan kecerdasan IQ.

Namun tentu saja, aktivitas kecerdasan dan kesadaran manusia tidak hanya terbentuk dari mekanisme serial dan paralel yang terpisah seperti ini saja, karena kedua mekanisme ini sendiri bekerja secara bersama-sama dalam satu kesatuan kesadaran yang berpusat di otak. Bagaimana kedua bentuk organisasi syaraf serial dan paralel yang saling terpisah ini bisa membentuk sebuah persepsi dan kesadaran yang utuh dikenal dengan nama ‘binding problem.’ Persoalan ini pertama kalinya didekati oleh ahli syaraf dari Austria, Wolf Singer, pada pertengahan tahun 1990-an. Singer berhasil menunjukkan bahwa terdapat suatu proses syaraf yang berlangsung dalam otak yang didedikasikan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman yang terpisah serta memberikannya suatu konteks makna. Sebelum hasil penelitian Singer tentang gelombang syaraf sinkron yang menyatukan mekanisme syaraf seluruh otak ini, para ahli syaraf dan cognitive scientist hanya mengenali dua bentuk organisasi dalam susunan syaraf pusat kita. Belakangan kemudian hasil penelitian Singer ini dikembangkan kemudian oleh Rudolfo Llinas dengan meneliti aktivitas kesadaran pada saat tertidur dan terbangun serta pengikatan peristiwa-peristiwa kognitif dalam otak.

IV. Teori Kognisi Kontemporer

Dalam teori kontemporer tentang sistem-sistem hidup, pikiran/kesadaran bukanlah sebuah objek atau entitas benda, namun sebuah proses. Proses ini adalah proses kognisi - proses untuk memahami–proses berkecerdasan, yang teridentifikasi dengan proses kehidupan itu sendiri. Teori kontemporer ini dikenal dengan sebutan Teori Kognitif Santiago, yang digagaskan oleh Humberto Maturana dan Fransisco Varela, dari Universitas Santiago, Chili.
Hubungan antara pikiran, atau kognisi dengan proses hidup, merupakan hal yang sama sekali baru dalam dunia sains modern, namun telah lama dikenal dalam tradisi-tradisi lama. Peradaban pramodern dalam berbagai tradisi kebudayaannya memandang bahwa kesadaran rasional/pikiran manusia hanyalah satu aspek dari jiwa manusia sejati yang immateri. Oleh karena itu, dikotominya yang paling mendasar tidak terletak antara tubuh (body) dengan pikiran (mind), namun antara tubuh (body) dengan jiwa (soul), atau tubuh (body) dengan ruh (spirit) . Perbedaan antara jiwa dengan ruh berfluktuasi di setiap zaman dan hampir dianggap tak signifikan lagi perbedaannya pada masa kini. Namun, perlu diperhatikan bahwa bahasa-bahasa peradaban pramodern yang sangat ketat dalam menggunakan kata (berbeda halnya dengan era posmodern kini), membedakan kedua istilah jiwa dan ruh ini, misalnya dalam rumpun bahasa Yunani (psyche-pneuma), Latin (anima-spiritus), Semit (nafs-ruh), Sanskerta (atman), Timur Jauh (chi), dll. Meskipun secara etimologis kedua istilah untuk jiwa dan ruh ini memiliki nuansa yang dekat (nafas, hidup), dua istilah ini secara umum membawakan dua gagasan yang berbeda, yakni aktivitas kesadaran esensial manusia dengan daya hidup manusia.
Gagasan intuitif yang mendasari penggunaan istilah-istilah dan konsep-konsep dalam kebudayaan pramodern ini adalah bahwa ruh sebagai nafas kehidupan. Serupa dengan itu pula, maka konsep kognisi dalam teori Santiago melampaui kognisi sebagai pikiran rasional karena teori ini melibatkan segenap proses hidup. Jelas bahwa dalam teori kognisi baru ini kita berhadapan dengan suatu ekspansi radikal atas konsep-konsep konvensional yang mendasari IQ, EQ, dan SQ yang mendasarkan aspek kecerdasan dan kesadaran manusia pada aktivitas-aktivitas otak sebagai organ komputasional. Dalam pandangan teori kognisi Santiago ini, kognisi melibatkan seluruh proses hidup–bahkan proses kognisi tidak memprasyaratkan adanya otak ataupun sistem syaraf. Dalam hal ini bahkan bakteria pun dapat mempersepsi karakteristik-karakteristik tertentu dalam lingkungan mereka. Bakteria ini dapat merasakan perbedaan kimiawi di sekeliling mereka, dan berenang menuju larutan gula dan menghindari dari asam, merasakan dan menghindari panas, menjauhi atau mendekati sinar matahari, bahkan beberapa jenis bakteria dapat mendeteksi medan magnetik: sebuah bentuk perilaku yang cerdas.
Teori kognisi Santiago berakar pada konsep cybernetics yang pertama kali digagaskan oleh Norbert Wiener pada tahun 1948. Kata itu sendiri didefinisikan langsung dalam judul buku yang ditulis sendiri oleh Wiener, Cybernetics; Control and Communication in the Animal and the Machine. Konsep ini berkembang dalam suatu gerakan intelektual yang berupaya mendekati pengkajian ilmiah atas kesadaran manusia dan ilmu pengetahuan dari suatu perspektif sistemik dan interdisipliner yang melampaui kerangka kerja psikologi dan epistemologi tradisional. Pendekatan ini dalam bidang psikologi secara bebas seringkali diistilahkan sebagai cognitive science (sains kognitif).

Cybernetics berkontribusi terhadap bidang sains kognitif dengan model kognisi konvensionalnya yang pertama. Salah satu premis dari model ini adalah bahwa kecerdasan manusia menyerupai ‘gejala kecerdasan’ yang dimiliki oleh komputer pada suatu tingkatan dimana kognisi dapat didefinisikan sebagai sistem pengolahan informasi, yakni sebagai manipulasi simbol-simbol yang didasarkan pada sekumpulan aturan-aturan tertentu. Berdasarkan model ini, proses kognisi melibatkan suatu konsep yang disebut sebagai representasi mental. Seperti halnya sebuah komputer, pikiran dimodelkan sebagai sesuatu yang bekerja dengan cara memanipulasi simbol-simbol yang merepresentasikan ciri tertentu dari dunia diluarnya. Aktivitas mental yang termodelkan sebagai komputer ini mendominasi seluruh penelitian dalam bidang sains kognitif selama lebih dari tiga puluh tahun. Model kecerdasan IQ sepenuhnya dijelaskan dalam term-term model sains kognitif ini, demikian pula halnya dengan model-model kecerdasan EQ dan SQ secara umum.

Gagasan bahwa otak adalah suatu organ pengolah informasi telah mempengaruhi hampir seluruh penelitian dalam bidang neurobiologi. Sebagai contoh, dalam salah satu penelitian tentang visual korteks (salah satu bagian dari korteks otak yang bertanggung jawab terhadap sensasi visual) nampak bahwa beberapa sel syaraf tertentu merespon ciri-ciri tertentu dari objek yang sedang diamati: kecepatan, warna, kontras, dll. Sel-sel syaraf yang memiliki kekhasan ini dianggap mengambil suatu informasi tertentu dari retina, untuk dilewatkan ke daerah otak lainnya untuk diproses lebih lanjut. Namun dalam penelitian selanjutnya, nampak jelas bahwa percobaan sebelumnya yang menunjukkan kaitan antara sel-sel syaraf tertentu dengan karakteristik khusus tertentu hanya dapat didemonstrasikan pada hewan-hewan percobaan yang terbius dan dalam kondisi-kondisi lingkungan internal dan eksternal yang sangat terkendali. Namun jika percobaan dilakukan pada hewan dalam kondisi biasa dalam lingkungan yang tipikal, respon-respon syarafnya menjadi lebih sensitif terhadap konteks rangsangan visual secara keseluruhan dan tidak dapat lagi diinterpretasikan dengan penjelasan-penjelasan pengolahan informasi yang bertahap secara sekuensial.

Model komputer atas otak manusia ini mulai diragukan terutama setelah dikenalnya konsep autopoiesis/self-organizing–diajukan oleh Maturana pada tahun 1970-an–yang memberikan alternatif lain terhadap model sains kognitif terhadap otak manusia ini. Self-organization adalah salah satu karakteristik yang paling esensial dari organisme hidup. Karakteristik ini menggambarkan kemampuan suatu sistem hidup untuk mengorganisasikan komponen-komponen subsistemnya secara mandiri dalam kaitan interaksinya dengan struktur internal dan lingkungan sekitarnya. Seluruh gagasan baru ini memunculkan keraguan baru terhadap model komputasional dari organ otak manusia yang secara umum diakibatkan oleh dua masalah besar dalam model ini. Masalah yang pertama adalah bahwa model otak sebagai pusat pengolah informasi yang bekerja secara sekuensial atau setahap demi setahap dalam suatu waktu, dan masalah yang kedua adalah bahwa fungsi-fungsi tertentu terlokalisasi dalam daerah-daerah otak tertentu pula. Kedua karakteristik dalam model ini sangat bertentangan dengan observasi-observasi ilmiah kontemporer terhadap otak manusia. Proses-proses visual yang dilakukan oleh serangga yang paling primitif pun, ternyata jauh lebih cepat dari pada apa yang mungkin dikerjakan oleh model-model komputasional secara sekuensial; dan otak manusia ternyata tidak terdegradasi fungsinya secara signifikan apabila ada salah satu bagiannya yang tidak berfungsi dengan baik. Kedua contoh sederhana ini mengajukan keberatan terhadap model komputasional sekuensial tadi.

Hasil-hasil observasi ini mengusulkan adanya suatu pergeseran perhatian dari manipulasi simbol ke konektivitas antar subsistem, dari aturan-aturan lokal ke koherensi global, dari pengolahan informasi ke sifat-sifat emergent dari jaringan syaraf. Perkembangan dan minat penelitian dalam bidang matematika nonlinear dan model-model sistem kompleks belakangan ini, memungkinkan hasil-hasil temuan-temuan ilmiah untuk dielaborasi lebih lanjut guna menemukan struktur-struktur metasistemik pada gejala-gejala yang emergent dalam aspek kesadaran manusia.
Teori kognisi Santiago pada awalnya berasal dari serangkaian penelitian terhadap jaringan syaraf dan juga terkait erat dengan konsep self-organizing dari Maturana. Sebagaimana digagaskan oleh Maturana, proses kognisi adalah aktivitas yang terkait dengan proses-proses pembentukan mandiri jaringan-jaringan self-organizing. Atau dengan kata lain, sebagaimana diungkapkan dalam kata-kata Maturana, ’sistem-sistem hidup adalah sistem-sistem kognitif,’ dan ‘hidup sebagai suatu proses adalah suatu proses kognisi.’ Lebih jauh lagi, teori ini menggagaskan suatu fenomena yang mendasari proses kognisi yang disebut sebagai penggabungan struktural. Sistem autopoietik/self-organizing mengalami perubahan struktural yang berkelanjutan sementara melestarikan pola organisasinya yang terjalin satu dengan lain. Suatu sistem hidup tergabung dengan lingkungannya secara struktural, yakni melalui interaksi-interaksi yang berulang, yang pada setiap waktunya memicu perubahan-perubahan struktural dalam sistem. Namun, menurut Maturana, sistem hidup adalah sistem yang otonom. Lingkungan hanya memicu perubahan-perubahan struktural; lingkungan tidak mengarahkan atau menginstruksikan perubahan-perubahan ini.

Sistem-sistem hidup tidak sekedar mengarahkan dan mengkarakterisasi perubahan-perubahan struktural ini, namun juga menginstruksikan gangguan-gangguan mana dari lingkungan yang boleh memicu terjadinya perubahan-perubahan dalam struktur dirinya. Hal ini merupakan salah satu gagasan kunci dari teori kognisi Santiago. Perubahan struktur dalam suatu sistem adalah suatu perilaku kognisi. Dengan menentukan gangguan-gangguan mana dari suatu lingkungan yang memicu perubahannya, maka sistem ini mengkreasi dunianya sendiri. Kognisi, karena ia bukanlah merupakan sebuah representasi dari dunia independen yang ada di luar suatu sistem, namun merupakan sebuah proses penciptaan dunia secara terus-menerus melalui proses hidup. Interaksi dari suatu sistem hidup dengan lingkungannya adalah interaksi kognitif, sebagaimana proses hidup itu sendiri adalah proses kognitif.

Seperti telah diungkapkan dalam contoh tentang bakteria di atas, jelas bahwa konsekuensi dari teori kognisi Santiago ini mengakibatkan sebuah pergeseran yang radikal dalam hal konsep tentang kognisi dan dengan sendirinya pula konsep tentang kesadaran. Dalam pandangan teori kognisi kontemporer ini, kognisi melibatkan seluruh proses hidup–proses yang berlangsung sebagai akibat dari dua entitas: materi biologis dan nyawa, atau jasad dan ruh–dalam segenap proses persepsi, emosi, perilaku, dll. dengan tidak memprasyaratkan adanya sistem jaringan syaraf ataupun organ otak. Seperti pada kasus bakterium tadi yang memiliki jasad dan nyawa, ia mempersepsi karakteristik tertentu dari lingkungan tempatnya hidup: ia menciptakan dunianya sendiri. Ia menginderai gradien perbedaan kimiawi di sekitarnya, dan berperilaku cerdas dengan berenang mendekati laurtan glukosa dan menghindari larutan asam; ia merasakan dan menghindari panas, bergerak menjauhi atau malah mendekati cahaya, dan pada beberapa jenis bakteria bahkan mendeteksi medan magnetik bumi. Bakterium ini menciptakan dunianya sendiri, dunia terang dan gelap, dunia hangat dan dingin, medan magnetik dan gradien kimiawi.
Jangkauan interaksi yang dimiliki oleh suatu sistem hidup dengan lingkungannya, mendefinisikan domain kognitifnya. Seiring dengan bertambahnya level kompleksitas organisme hidup, demikian pula domain kognitifnya. Organ otak dan sistem jaringan syaraf pada manusia menunjukkan suatu ekspansi yang signifikan atas domain kognitif suatu organisme. Pada level kompleksitas seperti pada manusia, penggabungan struktural ini tidak hanya terjadi dengan lingkungannya namun juga dengan dirinya sendiri, dan oleh karena itu tidak hanya menciptakan dunia yang terkait dengan lingkungan eksternal, namun juga dengan lingkungan internalnya. Pada manusia, perpaduan struktural yang terkait dengan lingkungan internal ini berkaitan erat dengan gejala-gejala kebahasaan, pikiran, dan kesadaran.

Daftar Pustaka:

1. Bateson, Gregory; Steps to an Ecology of Mind. New York: Ballantine, 1972
2. Bateson, Gregory; Mind and Nature. New York: Ballantine, 1979
3. Capra, Fritjof; The Web of Life, HarperCollins, London, 1996
4. Goleman, Daniel, Kecerdasan Emosional (terjemahan), cet. VII, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997
5. LeDoux, Joseph; Emotion, Memory and The Brain, Scientific American, edisi June, 1994
6. Llinas, Rudolfo dan Urs Ribary; Coherent 40-Hz Oscillation Characterizes Dream State in Humans, Proceeedings of The National Academy of Science, USA, 1993
7. Maturana, H. R. dan F. J. Varela; Autopoiesis: The Organization of the Living, dalam “Autopoiesis and Cognition: The Realization of the Living”, Dordrecht: D. Reidel Publishing Company, 1973
8. Prigogine, Ilya dan Isabelle Stengers; Order out of Chaos, New York: Bantam Books, 1984
9. Russel, Stuart and Peter Norvig; Artificial Intelligence: A Modern Approach, Prentice-Hall Inc., New Jersey, 1995
10.Zohar, Danah and Ian Marshall, Spiritual Intelligence : The Ultimate Intelligence, Bloomsbury, London, 2000

The End......!!!

*

about sistem komputer.....!!!!....(^_^)

Solo Cyber City
RSS Entri | Comments RSS

*
Translate
*
Bisnis RT/RW-Net

Bisnis RT/RW-Net, mau tahu caranya bisnis RT/RW-Net ato (ISP mini)? Lanjuuut >>
*

SOLO CYBER CITY
Terima kasih sudah mampir di Blog ini isinya cuma iseng-iseng aja lho... silahkan diobok-obok "DAFTAR ISENG" nya.
*
MENU
o About
o DAFTAR ISENG
o Download
o Mikrotik
o Berita
o Video
o IKLAN KECIK
*
Belajar Membuat Blog WordPress

Belajar Membuat Blog WordPress Full Gambar cocok untuk pendatang baru, tidak ada efek samping dan membuat kepala pusing, mudah dimengerti dan dipahami langsung praktek mbedah dan ngobok-obok blog ini!!! Lanjuuut >>
*

Bingung milih web hosting?
Rumahweb
*
MASIH ANGET
o Cara Membuat Antena PVC - 2.4Ghz
o Ekstrim Bodybuilder
o Top 5 Desktop PC Game dalam gambar
o Top 10 Power Dekstop PC dalam gambar
o Dual Screen Laptop dari Lenovo dan Fujitsu
o MP3 Player Unik
o Lenovo Mini
o Raja Kokain Terkaya di Dunia
o Aneka Model Keyboard
o Mouse Unik
*
Pencerahan dan Pembelajaran
o Forum IndoFlasher
o Forum Mikrotik
o Forum Mikrotik Indonesia
o Forum Reparasi Ponsel
o Forum RT/RW-Net
o Forum Server Pulsa 1
o Forum Server Pulsa 2
o Komunitas Open Source
o Komunitas Warnet Indonesia
o Mikrotik
o Mikrotik Indonesia
*
Blog Teman
Info Pulsa
goleklayangan
Lukman Hermawan
bendeddy
Blog masprima Caleg DPRD kota Malang ARif

Denger-denger tukeran Link bisa meningkatkan PageRank yah...? Kalo gitu tukeran Link yuuuk...
*
Statistik
o 119,788 hits

Mainboard Gigabyte GA-P35-DQ6 DDR2 Intel® P35 + ICH9R Chipset
Ditulis pada Desember 11, 2008 oleh solocybercity

Processor :

1. Supports Intel® Core™2 Extreme Quad-Core / Core 2 Duo / Intel Pentium Extreme/ Inte Pentium D processors
2. Supports1333/1066/800 MHz FSB

Chipset :

1. Northbridge: Intel P35 Express Chipset
2. Southbridge: Intel ICH9R
3. T.I IEEE 1394 Controller
4. Gigabit Lan Controller
5. 8 Channels ALC889A Audio controller

Memory :

1. Supports DDR2 1066*/800/667/533 memory
2. Dual Channel architecture supports up to 8GB by 4 DIMM slots

Expansion Slots :

1. 2 PCI Express X16 slot(x16, x4)
2. 3 PCI Express X1 slots
3. 2 PCI slots

Form Factor : ATX form factor, 305 x 244mm

Internal I/O Connectors :

1. 8 Serial ATA 3Gb/s connectors
2. 1 UDMA ATA 133/100/66/33 connector
3. 1 FDD connector
4. 2 IEEE 1394 connectors
5. 4 USB 2.0/1.1 connectors (supports 8 ports)
6. 1 audio pin header (supports 8-Channel)
7. 1 TPM pin header
8. 1 S/PDIF In pin header

Rear Panel I/O :

1. 4 USB 2.0/1.1 ports
2. 2 SPDIF Out port (coaxial+ optical)
3. 1 IEEE 1394 port
4. 1 LPT Port
5. 1 COM Port
6. 1 RJ45 port
7. 6 audio jacks
8. PS/2 Keyboard/Mouse

BIOS :

1. Supports Quad BIOS
2. 2 x 8 Mbit flash ROM
3. Use of licensed AWARD BIOS
4. PnP 1.0a, DMI 2.0, SM BIOS 2.3, ACPI 1.0b.

Other Features :

1. Ultra Durable 2 Motherboard
2. All Copper Silent Pipe and Crazy Cool
3. All Japanese manufactured solid capacitors with SMD (Surface Mount Device)
4. Over-clocking Enhanced

Remark :

1. Due to different Linux support condition provided by chipset vendors, please download Linux driver from chipset vendors’ website or 3rd party website.
2. Due to most hardware/software vendors no longer offer support for Win9X/ME. If some vendors still has Win9X/ME drivers available, we will publish on website.
3. Duo to chipset limitation, Intel ICH9R RAID driver does not support Windows 2000 operating system.

Gigabyte GA-P35-DQ6

Supports Intel® Core™ 2 multi-core and upcoming 45nm processors
Supports DDR2 1066* memory for outstanding system performance.
Ultimate graphics performance with dual PCI-E x16 interface
Integrated SATA 3Gb/s with RAID function
Features high speed Gigabit Ethernet and IEEE1394
Ultra Durable 2 motherboard features High Quality CPU Power design with Ferrite core chokes, Low RDS (on) MOSFET and Solid Capacitors.
Durable Capacitors that take advantage of Japanese manufactured SMD (Surface Mount Device) solid capacitors for enhanced system durability.
All New Copper SILENT-PIPE that includes heat sinks covering MOSFET modules, the north bridge and the south bridge.
Audio controller from ALC 889A codec and DTS Connect, featuring 106 dB Signal to Noise ratio and supporting for both Blu-ray and HD DVD formats.


Board

Seperti dikutip dari obengware.com, Gigabyte GA-P35-DQ6 kelas premium dengan code DQ6 memiliki standar 12 phase power. Berbeda dari seri P965, Gigabyte GA-P35-DQ6 dipersiapkan untuk procesor terbaru dari Intel Penryn. Selain dapat mengunakan procesor 45nm Penryn, Gigabyte GA-P35-DQ6 memiliki kestabilan kinerja pada sistem 1333Mhz native.

Perlengkapan Gigabyte GA-P35-DQ6

Perlengkapan atau asesoris Gigabyte GA-P35-DQ6 tidak perubahan dibandingkan seri sebelumnya dari P965-DQ6 kelas high end. Gigabyte GA-P35-DQ6 menyediakan fitur lebih banyak untuk eSATA dan USB port.

Untuk paket Gigabyte GA-P35-DQ6 sengaja ditambahkan perlengkapan eSATA yang akan menjadi standar baru untuk storage external. Pemakai Gigabyte GA-P35-DQ6 dapat mengunakan external SATA harddisk langsung yang terhubung pada panel belakang board



Bagian panel belakang board

panelblkngDibagian belakang panel Gigabyte GA-P35-DQ6 ditempatkan seluruh koneksi perangkat utama. 4 USB port, audio jack , optic dan analog output dan firewire ditempatkan dibagian tersebut.

Bagian dalam Gigabyte GA-P35-DQ6, tersisa 6 port SATA dengan 1 channel PATA. Pemakai Gigabyte GA-P35-DQ6 masih diijinkan mengunakan device PATA seperti harddisk tipe lama dan DVD drive. Untuk USB ditempatkan 4 port pada board sebagai tambahan port. Untuk power fan disediakan 3 tambahan jack power ditambah 1 power untuk fan procesor.



Gigabyte GA-P35-DQ6 sementara dapat mengunakan sistem Crossfire dari AMD/ATI. Pada bagian PCIe 16x terdapat 2 slot VGA.



Teknologi dari Realtek 889A pada sistem audio

Gigabyte GA-P35-DQ6 dengan teknologi sound card dari Realtek 889A dengan teknologi HD audio serta 8-1 channel sound card atau disebut juga sebagai 7-1+2 channel high definition output . Sistem dari chip 889A nantinya dapat digunakan untuk sistem tata suara HD DVD dan Blu-ray serta sistem audio bagi Windows Vista.

BIOS Gigabyte GA-P35-DQ6

Pengaturan sistem board untuk Gigabyte GA-P35-DQ6 dapat diatur dengan sistem BIOS setup. FSB procesor, multiplier memory dan procesor , tweak VGA, kecepatan PCIe dan kecepatan memory terdapat pada sistem BIOS. Untuk FSB procesor pada Gigabyte GA-P35-DQ6 sama seperti tipe P965-DQ6 dengan peak speed 700Mhz.

Bila anda ingin melakukan overclocking dengan Gigabyte GA-P35-DQ6 cukup disetup pada setting auto karena lebih memudahkan. Untuk tweak FSB procesor dari 266Mhz dapat lansung dipacu mencapai 333Mhz atau bahkan 366Mhz dengan mengandalkan setting auto. Bila kecepatan yang ingin didapat lebih tinggi lagi, sebaiknya memilih untuk mengunakan setting manual pada BIOS.

Perbedaan dari Gigabyte GA-P35-DQ6 dengan model lebih rendah terletak pada sistem multiplier memory. Gigabyte GA-P35-DQ6 memiliki pilihan dengan rentang sedikit lebih besar dari setting multiplier memory 2X sampai 4X. Gigabyte GA-P35-DQ6 akan memudahkan bagi mereka yang ingin meng-upgrade computer tetapi masih ingin mempertahankan memory berkecepatan rendah. Atau pilihan tertinggi dengan speed mutliplier 4X, maka anda dapat memacu memory diatas kecepatan 1066Mhz dengan DDR PC8500.

Gigabyte GA-P35-DQ6 dapat melakukan tweak secara otomatis bila hardware yang dipasangkan memiliki performa tinggi. Pilihan pada Performance Enhance dapat meningkatkan performa mainboard dengan setup Turbo atau Extreme. Tetapi untuk setting tweak ini diperluhkan hardware premium untuk mengimbangi kinerja mainboard.


Gigabyte GA-P35-DQ6 menyediakan penyimpan setting BIOS. Misalnya anda memerlukan setup 2 atau 3 setup berbeda dengan konfigurasi hardware yang sama. Ketika memasuki BIOS anda dapat memanggil setup BIOS yang anda simpan. Misalnya 2 buah setup untuk pilihan computer dengan low power dengan low speed ketika anda ingin menghemat power atau mengunakan setting high pada BIOS untuk meningkatkan performa tertinggi pada aplikasi game. Setup BIOS yang anda buat dapat disimpan lalu tinggal memanggil kembali ketika computer start.






Teknologi Cooling SIlent-Pipe

Gigabyte GA-P35-DQ6 sedikit merubah sistem cooling pada board. Dengan sistem Silent-pipe dengan standar Ultra-Durable 2. Sistem cooling terbaru diharapkan mampu menekan panas sehingga membuat board memiliki umur lebih panjang walaupun dengan beban kerja berat.

Pada bagian panel bawah sudah dibuatkan heatsink berbeda dari model sebelumnya dengan standar Grazy-Cool. 2 Heatsink tambahan ditempatkan pada bagian chip-set north-bridge dan south bridge seperti gambar dibawah ini. Dengan tambahan heatsink dibagian bawah mainboard, panas chip-set dan procesor dapat ditekan sampai 15% dibandingkan mainboard tanpa plat pendingin tambahan.

Gigabyte GA-P35-DQ6 mengunakan sistem cooling dengan tranfer panas heat-pipe. Panas dari komponen terpanas seperti chip-set dan Mosfet didinginkan bersama pada sistem Silent Pipe tersebut. Disain pendingin Gigabyte GA-P35-DQ6 mencoba memaksimalkan sistem pendingin dari komponen yang mengalami panas terbesar.

Sistem pendingin Silent Pipe saling terhubung dan menyatukan seluruh heatsink serta komponen tranfer panas heat-pipe kedalam satu sistem pendingin. Gigabyte GA-P35-DQ6 tidak mengunakan fan untuk pendingin mainboard dan mengandalkan heatsink yang dibuat lebih besar untuk sistem pendingin mainboard

Bila dilihat lebih detail, Gigabyte GA-P35-DQ6 menempatkan komponen heatsink utama pada chip-set yang terhubung dengan 2 heat- pipe ke bagian heatsink terbesar. Seluruh sistem pendingin heatsink nantinya akan mengalami tranfer panas dan menyebar dengan penghubung heat-pipe didalam sistem. Seluruh fin dari sistem pendingin Gigabyte GA-P35-DQ6 tidak lagi mengunakan material aluminium, melainkan bahan full tembaga agar penyerapan panas lebih maksimal.

Gigabyte menempatkan 2 komponen penting agar mainboard lebih hemat mengunakan power. Pertama pada bagian Mosfet dengan komponen Low Rds(on), komponen tersebut selain lebih hemat power juga keuntungan lain dengan tingkat panas lebih rendah dibanding Mosfet standar. Komponen kedua adalah Ferrite Core Choke, bentuk kotak hitam sebagai coil penghantar power mengunakan komponen lower EMI serta menekan hilangnya power agar lebih efisien. Disamping komponen solid capasitor dengan daya tahan pada aistem baru tersebut mencapai 16X dibandingkan mainboard standard dan 6X dibanding pemakaian solid capasitor pada mainboard premium..


Dibawah ini adalah detail gambar Gigabyte GA-P35-DQ6 dengan heatsink utama. Seluruh panas nantinya akan terpusat pada bagian chip-set NB atau chip-set utama. Heatsink terbesar nantinya dapat melepas panas atau menerima panas dari tranfer heat-pipe dari SB chip-set dan panas. Kinerja pendingin mainboard Gigabyte GA-P35-DQ6 cukup unik, selain seluruh sistem terhubung dengan adanya tranfer thermal panas dari heat-pipe. Panas dari masing masing komponen nantinya dapat saling mengimbangi. Misalnya Gigabyte GA-P35-DQ6 masih mengunakan procesor jenis 65W seperti Core 2 Duo, maka komponen terpanas bukan berada pada procesor melainkan komponen lain seperti chip-set dan chip Mosfet. Sedangkan bagian Mosfet sebagai supply power tidak akan mengalami beban terlaltu tinggi dan panas pada komponen tidak terlalu besar. Dengan adanya tranfer panas, maka panas dapat mengalir dari chip-set heatsink ke bagian heatsink mosfet. Sehingga proses pendinginan akan terbantu dengan adanya pengiriman panas ke bagian yang tidak terlalu panas dari chip-set heatsink ke mosfet heatsink.

Dibawah ini adalah test dengan Gigabyte GA-P35-DQ6 untuk sistem thermal panas tanpa mengunakan fan dengan open case. Panas pada chip-set utama dibagian tengah hanya mencapai 60 deg.C, sedangkan bagian mosfet yang diwakili oleh 2 heatsink pendingin akan mengalami panas antara 50 deg.C. Artinya panas dari chip-set yang terhubung dengan heat-pipe akan mengalir kebagian heatsink mosfet untuk dibantu mendinginkan ketika pada pada chip mosfet tidak menghasilkan panas terlalu besar.




Test bed

*
CPU : Intel Core 2 Duo E6600 @ 3.3Ghz
*
Heatsink : Corsair Nautilis 500
*
Memory : Corsair PC8500 1GB (install pair)
*
VGA : PixelView GeForce 7950GT
*
Power : Antec Neo HE 550
*
Harddisk : Hitachi 250B SATA, Seagate 80GB ATA data

Pengujian dengan E6600 Core 2 Duo 2.4 Ghz @ 3.3Ghz

Untuk pengujian kali ini hanya dilakukan dengan stock heatsink fan. Setup yang dilakukan untuk overclock mengunakan : FSB 266Mhz sebagai default speed E6600 2.4Ghz, FSB 333 untuk overclock 3Ghz dan 366Mhz untuk overclock 3.3Ghz. Pada kecepatan overclock, test dilakukan dengan setup BIOS auto tanpa penambahan overvoltage pada Vcore. Kecepatan memory juga disesuikan dengan kemampuan Corsair PC2-8500 pada 1066Mhz.

Dibawah ini adalah hasil test dari procesor Core 2 Duo E6600 2.4Ghz @ 3.0Ghz dan 3.3Ghz



Saran bagi mereka yang ingin mengunakan Gigabyte GA-P35-DQ6 dengan sistem overclock adalah memakai speed memory terbaik. Gunakan memory DDR2 dengan speed 1066Mhz, karena sistem Gigabyte GA-P35-DQ6 dapat mengunakan kecepatan optimal khususnya untuk overclock. Bandwidth memory akan meningkatkan walaupun mengunakan speed memory yang sama yaitu 1066Mhz. Bandwidth memory naik dari 5.8GB/s dengan speed default 2.4Ghz menjadi 6.5GB ketika dilakukan overclock procesor ke 3.0Ghz dan meningkat mencapai 6.9GB/s setelah kecepatan procesor mencapai 3.3Ghz.






Test 3D Gigabyte GA-P35-DQ6











Capture benchmark


Capture CPUz E6600 2.4Ghz overclock 3.3Ghz



Result

Gigabyte GA-P35-DQ6 dapat melindungi investasi anda karena board dipersiapkan bagi procesor Penryn 45nm dengan fitur SSE4. Selain kemampuan tersebut, Gigabyte GA-P35-DQ6 memiliki perlengkapan lebih lengkap khususnya pada teknologi sistem suara 7-1 plus 2 ditambah kompatibelnya chip audio untuk Vista. Sistem pendingin pasif yang lebih baik dengan heatsink GrazyCool dan Silent-pipe, sehingga pemakai tidak perlu pusing dengan suara yang dihasilkan oleh computer. Heatsink dengan sistem Silent-pipe bukan heatsink tempelan yang dipasangkan pada mainboard, tetapi dibuat dengan sistem aliran panas yang berimbang antara tranfer panas dari sistem pendingin chip-set dan mosfet. Dan tidak lupa kami menyebutkan bahwa Gigabyte GA-P35-DQ6 mengunakan standard Ultra-Durable 2, diartikan mainboard ini tahan dengan beban berat dan akan bekerja lebih lama dibandingkan mainboard premium lainnya. Komponen yang membedakan untuk Gigabyte GA-P35-DQ6 adalah sistem Low RDS Mosfet dan Ferrite Core Choke. Kedua penyuplai power bagi procesor mengunakan komponen low power sehingga meminimalkan loss power atau hilangnya daya pada mainboard. Dengan kedua komponen, maka konsumsi sistem power pada Gigabyte GA-P35-DQ6 akan lebih efisien. Untuk overclock standard, Gigabyte GA-P35-DQ6 mampu memberikan kinerja procesor pada FSB 366Mhz lebih mudah dibanding Gigabyte GA-965P-DQ6. Anda tidak memerlukan setting tambahan, dan biarkan seluruh sistem mainboard mengaturnya.



*Buat nambah wawasan…

Sumber : http://obengware.com

DIarsipkan di bawah: Bedah Motherboard | yang berkaitan: Mainboard Gigabyte GA-P35-DQ6 DDR2 Intel® P35 + ICH9R
« Mainboard Gigabyte GA-X48T-DQ6 DDR3 Cara Cepat Mencari File Gambar, Video dan MP3 »

*
Bisnis Server Pulsa

Bisnis Server Pulsa, mo bisnis server pulsa elektrik all operator tapi bingung cara mulainya?
Lanjuuut >>
*

10 Orang Terkaya di Dunia 2009 Lihat gambar >>
*

10 Laptop Desain Futuristik
Lihat gambar >>
*
Ngobrol

*
Tulisan Teratas
o Bedah Bisnis Server Pulsa Elektrik All Operator GSM dan CDMA
o 10 Netbook Terbaik
o 10 Orang Terkaya di Dunia 2009
o 25 Perusahaan Terbesar di Dunia
o Sony Ericsson Idou 12 Megapixel
o Download
o DAFTAR ISENG
o Bedah RT/RW-Net
o Cara Membuat Antena PVC - 2.4Ghz
o How To Hack ISP To Use Internet For Free
o Kode Rahasia Ponsel Nokia
o 10 Orang Terkaya di Dunia
*

BERITA TEKNOLOGI
*
RSS dari vivanews
o Sony Tak Ingin Berpisah dari Ericsson Maret 25, 2009
o Globalfoundries Siap Produksi 32 Nano Maret 25, 2009
o Managed Printing Services Tumbuh Pesat Maret 24, 2009
o Tips Sukses Jualan Lewat Blog Maret 24, 2009
o XL Dapat Pinjaman 2,4 Triliun Maret 24, 2009
*
Daftar Link ke Ratusan Web Iklan Baris Cocok Untuk Promosi Gratis Bisnis/ Web/ Blog Anda Silahkan disedooot...
*
Tukeran Link
Blog Iseng

Kopi kode diatas dan taruh di sidebar blog anda, ntar hasilnya keq dibawah ini...

Blog Iseng
*
Bloggerian Top Hits TopOfBlogs Personal blogs Personal Top Blogs Increase Google Pagerank Page Rank Bloglisting.net - The internets fastest growing blog directory Blogging Tips Blogs - BlogCatalog Blog Directory blog search directory My Zimbio Entertainment Blogs Blogz BlogFlux Tools Blog Iseng Top 100 Gadget Blogs My Ping in TotalPing.com blogarama - the blog directory Add to your phone
counter [SEO Stats powered by MyPagerank.Net]

Blog pada WordPress.com. Theme: Digg 3 Column by WP Designer

PGA (Progamable Gate Array)

FPGA (Field Programmable Gate Array) Print


FPGA (Field Programmable Gate Array) merupakan sebuah IC yang terdiri dari blok blok logika yang interkoneksinya dapat diprogram. Dengan menggunakan FPGA dapat dilakukan perancangan sistem digital yang kemudian bisa menjadi prototype rancangan sistem yang akan dimanufaktur.

Di bawah ini adalah beberapa keunggulan FPGA:

Performansi : kemampuan desin sistem yang dapat beroperasi pada frekuensi yang semakin tinggi.

Kepadatan dan Kapasitas : kemampuan meningkatkan integrasi system, penempatan lebih banyak system di dalam sebuah chip, dan penggunaan seluruh gate yang ada di dalam FPGA yang membuat keefektifan harga perancangan.

Mudah digunakan : kemampuan software yang mudah digunakan untuk perancangan dan kemampuan untuk menambahkan desain baru pada sistem di FPGA yang sama pada saat yang berbeda.

Xilinx menggunakan teknologi SRAM untuk menyimpan informasi pemrogramannya. Setelah FPGA diberikan catuan, data program yang mendefinisikan konfigurasi logika harus dimasukkan ke SRAM. Ada banyak cara untuk memasukkan informasi tersebut. Pada FPGA terdapat fungsi logika untuk memasukkan informasi ke FPGA dari sebuah PROM. Setelah informasi pemrograman tersebut dimasukkan, FPGA diubah dari mode pemrograman menjadi mode operasional. Logika tersebut akan berada di FPGA sampai FPGA diprogram ulang atau catuan dimatikan.

FPGA1.jpg

Perangkat Komputer

a. Prosesor

Prosesor merupakan piranti yang dapat deprogram untuk melaksanakan sejumlah fungsi dan instruksi. Prosesor 8-bit adalah prosesor yang digunakan untuk memproses data dengan lebar data 8 bit. Dalam sebuah sistem komputer, prosesor disebut sebagai CPU (Central Processing Unit). CPU merupakan bagian dari sistem komputer, dimana selainCPU, pada mikrokomputer juga terdapat memori daninput/output. Mikrokontroler merupakan sistem computer yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip, sehingga sering juga disebut dengan single chip microcomputer. Pada mikrokontroler, CPU, memori, dan I/O terdapat dalam satu chip.

b.CPU

CPU merupakan otak dari sistem komputer yang bertugas mengeksekusi instruksi, memanipulasi data, melakukan fungsi aritmatika dan logika. CPU juga melakukan pengendalian dan pengaturan seluruh aktivitas mesin. CPU terdiri dari beberapa bagian : ALU (Arithmetic and Logic Unit), CU (Control Unit), Register, dan interkoneksinya. ALU merupakan bagian pengolah bilangan biner dari sebuah prosesor. ALU bertugas melakukan operasi-operasi aritmatika dan logika sesuai dengan instruksi yang diberikan. Komponen dari rangkaian logika pada ALU adalah gerbanggerbang logika AND, OR, XOR, dan NOT yang dihubungkan pada multiplexer. Selain itu juga terdapat juga operasi shifter yang komponen dasarnya adalah multiplexer. Komponen ALU mendapatkan masukan data dari register dan sinyal kontrol dari CU. Untuk operasi ALU dengan dua masukan, diperlukan dua register 8-bit: ACC (accumulator) untuk masukan pertama dan temp (register sementara) untuk masukan kedua. Hasil dari operasi ALU ini adalah data 8-bit yang kemudian diteruskan ke register untuk menyimpan hasil operasi ini. Selain itu juga dihasilkan flag atau bit status. Flag ini akan diteruskan ke register yang menyimpan flag hasil dari operasi ALU. Untuk mempercepat pemrosesan data di dalam prosesor, selain CU dan ALU, prosesor juga membutuhkan memori dengan kecepatan yang sama dengan prosesor. Memori khusus yang diimplementasikan pada prosesor ini disebut register. Komponen utama penyusun register adalah flip-flop. Berdasarkan isinya, register dapat dibedakan menjadi: Register Data, Register Alamat, Register Status (Flag), Register Instruksi. Pada mikroprosessor 8085, terdapat beberapa register utama yang disebut sebagai register yang tampak, yaitu register register yang dapat dimasuki perintah mesin.

c. Control Unit

Control unit merupakan kunci dari pengoperasian prosesor secara otomatis. Control unit membangkitkan atau mengeluarkan control word untuk mengambil, mengodekan, dan melaksanakan setiap instruksi. Secara umum, proses di dalam control unit dapat diurutkan sebagai berikut:

1. Fetch: Mengambil dan membaca masukan yang berupa kode operasi suatu instruksi, maupun sinyal status/flag.

2. Decode: Mendekodekan masukan masukan tersebut sehingga didapatkan mikroinstruksi yang merupakan control word.

3. Excecution: Mengalirkan control word pada control bus sehingga instruksi akan dieksekusi.

d. Memory

Memori merupakan media penyimpanan program maupun data. Memori semikonduktor dapat dibedakan menjadi Read Only Memory (ROM) dan Random Access Memory (RAM). ROM adalah memori non-volatil yang digunakan untuk menyimpan data secara permanen. Data yang disimpan hanya dapat dibaca, tidak dapat diubah, dan isinya tidak hilang ketika catuan dimatikan. Sedangkan RAM adalah tempat penyimpanan sementara yang berisi alamat yang isinya dapat dibaca dan dimodifikasi. Memori ini bersifat volatil, isinya akan hilang ketika catuan dimatikan.

Memori program merupakan ruang memori yang digunakan untuk menyimpan program yang akan dijalankan oleh prosesor. Memori program bersifat read only memory (ROM). Prosesor hanya bisa membaca isi dari memori program tetapi tidak bisa mengubah isinya. Memori data pada prosesor digunakan untuk menyimpan data-data hasil pemrosesan dari instruksi-instruksi yang dijalankan oleh prosesor. Pada mikrokontroler 8051, memori data internal sebesar 128 byte. Didalamnya terdapat bank register, Spesial Function Register (SFR), dan general-purpose register.

e. Input output

Terdapat dua jenis interface input dan output pada FPGA untuk komunikasi dengan device di luar FPGA: data port serial dan data port paralel. Interface komunikasi serial biasa disebut UART (Universal Asynchronous Receiver- Transmitter). Sedangkan untuk interface komunikasi parallel disebut PIO (Parallel Input-Output).

f. UART

UART merupakan suatu piranti asinkron yang memerlukan bit awal dan bit akhir untuk setiap kata digital yang dikirimkan dari dan ke CPU. UART dapat deprogram untuk menentukan mode operasinya. UART memiliki dua mode operasi:

1.Mode pengiriman, dimana UART akan mengambil data paralel dan mengubahnya dalam aliran data seri yang berisi karakter start, stop, dan karakter yang sama.

2.Mode penerimaan, dimana UART akan mengambil aliran bit seri dan mengubahnya ke dalam data paralel.

g. Bus

Suatu sistem digital pada umumnya memiliki banyak komponen register. Interkoneksi antar komponen diperlukan untuk transfer data dari satu komponen ke komponen yang lainnya. Untuk efesiensi dalam transfer data tersebut digunakan suatu sistem untuk berbagi saluran yang disebut bus. Bus adalah sekelompok kawat penghubung yang digunakan sebagai jalur untuk menyalurkan bit-bit biner. Ada tiga jenis bus pada sistem prosesor : bus data, bus alamat, dan bus kontrol.

1. Bus data digunakan untuk mentransfer data antara CPU dengan elemen elemen lain di dalam sistem. Bus data bersifat bidirectional, bisa menerima data dan juga mengirimkan data. Juga terdapat internal data bus untuk transfer data sesama elemen CPU, yang dihubungkan ke bus data sistem melalui Memory Buffer Register (MBR). MBR merupakan buffer dua arah.

2. Bus alamat membawa alamat dari lokasi memori, untuk mengambil data agar dapat dibaca atau untuk menyimpan agar dapat ditulis. Bus alamat dapat juga mengalamati elemen elemen lain di dalam sistem seperti unit antarmuka masukan/keluaran. Bus alamat dapat membawa 16 bit informasi digital secara serempak.

3.Bus kontrol membawa semua isyarat kontrol dari CPU. Fungsi utama bus kontrol adalah: sinkronisasi memori dan I/O, penjadwalan CPU (misalnya interupsi), dan tugas lain seperti reset dan clock. Sebelum memasuki address bus sistem maupun control bus sistem, informasi terlebih dahulu melewati Memory Address Register (MAR), yang merupakan buffer satu arah.

Selasa, 17 Maret 2009

my Stroy...(ceeeeeileh.........)))

heran gw...........kenapa ya hidup ini selalu ada susaha dan seneng(ya iyalah......cape dech)...........
ne gw ga nyaingin cerita raditya dika yach.....hue..he.........3x.....
sakuit kepala gw..........
beberapa waktu lalu........apa ribet buanget ngurus KRS.......tau ga.......??????????
Kartu Recana Study.........ya kira2 gitu lah.............
semester 4 kali ini gw harus rajin2........

becoz.................

nilai jeblok di semester 3 lalu...........(T_T).........
tulung............tulung.............


tetang gw............
ya gini2 aja.(bingung)...........
dariapada aja ga ada kerjaan........(emang pengangguran......(^_^).....)...
mknya gw nulis Blog neh............

ya berbagi cerita...........(ceeeeileh...........)..............
bagi yg mao curhat..............
keitk aja disini...........
PENGUMUMAN............
Menerima curhat ....
siapapun dan akapa pun........
klo bisa pasti gw bantu.........
klo ga bisa urus sendriri...........ya enggak lah..........kita pikirin sama2...........(ceeeilehhh...)...

gw ga tau kenapa.........
kenapa ya setiap gw jalan ngunjungi tmen aq di kampuz nya..........
pasti di liatin buanget gitu....(ga GR lho)...
mungkin gw terlalu jelek kale yach.........
kurus gene............
tengkorak hidup katanya...............(^_^).................
tpi ya setidak nya biar gini2.........masih buanyak yang suka koq............(ngarep.........)
he..3x......(narsisz)......................

Pemirsa............

udah dlu neh...........
segini dulu Blog gw...............
mklum masih permulaan............
cape ngetik dari tadi.................
yach.............
ok...........
Bhu..bhay...............
GBU..............................!!!!